24.7.13

Malaikat di Dalam Angkot

Aku mencari-cari dompet di dalam tasku. Tidak ada! Kucari lagi setiap tempat di sudut-sudut tas yang kupakai. Resleting di sana-sini kubuka satu persatu. Tidak ada! Keringat dingin mulai bermunculan. Bagaimana ini? Aku dilanda kebingungan untuk mengatasi hal ini. Dompetku tidak ada. Kecopetan? Aku tidak tahu. Kuingat-ingat kejadian sebelum aku pergi meninggalkan rumah. 

Aku mengganti tasku sebelum pergi. Kuletakkan dompet di kasur. Mungkin dompet itu tersamarkan oleh selimut sehingga aku tidak melihatnya dengan jelas. Itulah aku. Aku mengutuk diri sendiri. Jika tidak di depan mata, alhasil, aku akan lupa membawa barang.

Kuputar otak bagaimana caranya membayar angkot. Tidak ada sepeserpun uang terselip di dalam tas. Kukorek saku jeans. Tidak ada. Aku pun meninggalkan receh di meja. Sial! Aku benar-benar sial. Apakah aku telepon temanku dan memintanya untuk menungguku di pinggir jalan sambil membawa uang untuk ongkos? Ah, terlalu riskan. Bagaimana kalau ia sedang dalam diskusi yang tidak bisa ditinggalkan?

Angkot yang kutumpangi berhenti di lampu merah. Masih ada waktu berpikir di lampu merah. Aku belum menemukan bagaimana caranya membayar angkot tanpa sepeserpun uang kubawa. Sampailah angkot di depan Carrefour. Aku memutuskan untuk turun. Dengan perasaan yang agak tidak enak hati, kuminta nomor telepon sopir angkot. Kukatakan bahwa aku tidak membawa dompet tapi aku akan menghubungi Pak Sopir untuk membayar ongkos angkot. Terdengar mustahil, ya. Tapi sudahlah, namanya juga usaha. Pak Sopir tampak kebingungan dengan permintaanku. Ia menyebutkan sederet angka.

Ketika aku sedang mencatat nomor telepon sopir angkot, tiba-tiba seorang ibu yang tadi duduk di sebelahku mengatakan kalau ia akan membayar ongkos angkotku. Oh Tuhan, baiknya ibu itu. Kuucapkan terima kasih padanya. Aku berdoa, semoga Allah membalas kebaikannya dan menggantinya dengan rezeki yang lebih banyak. Malaikat memang ada di mana-mana.

#14DaysofInspiration, kebaikan. 

No comments:

Post a Comment