16.7.13

Surat Untuk Kei

Hai, Kei.
Apa kabar? Aku senantiasa berdoa agar kamu baik-baik saja. Kei, bagiku, kamu  adalah orang yang dermawan dan tanpa pamrih pada siapa pun. Kamu siap menolong. Bukan saja terhadap keluargamu, teman-temanmu, bahkan pada orang yang baru kamu kenal. Sebagai perantau dari pulau paling timur Indonesia, kamu begitu terbuka dengan orang-orang yang berasal dari pulau yang sama, apalagi jika berasal dari kota yang sama. Kamu anggap mereka saudara. Padahal, sama sekali tidak ada hubungan darah. 

Kei, apakah kamu ingat? Kami (aku dan Candra) pernah berencana membuat kamu marah karena kami tidak pernah melihatmu marah. Sekalipun ada teman yang mengambil keuntungan darimu, kamu tenang saja. Aku ingat perkataanmu pada kami waktu itu.

     "Sudah, sudah. Tuh, kan. Aku sebenarnya nggak ingin cerita pada kalian. Kalau cerita, kalian pasti marah. Benar, kan?"

Benar, Kei. Aku dan Candra tidak rela melihat orang lain 'mempergunakanmu'. Teman-temanmu sering menggunakan printer tanpa mengganti, memakai barang-barangmu, bahkan belanja dengan uangmu. Tapi, kamu tidak pernah menganggap hal itu sebagai masalah. Kamu terlalu baik pada orang lain, Kei.

Kei, kamu ingat boneka ikan berbibir tebal berwarna biru hadiah ulang tahun darimu? Sekarang masih ada di kamarku. Aku sengaja memasangnya karena aku ingin selalu mengingatmu. Kamu terlalu baik untuk dilupakan.

Kei, kita semakin jarang berbincang satu sama lain. Selain kita berjauhan, sekarang kita memiliki kesibukan yang berbeda. Bukan lagi anak kuliahan yang saling menginap di tempat kos masing-masing, mengerjakan tugas kelompok, mengejar-ngejar dosen, memesan mie rebus/goreng, atau pergi ke mall yang jaraknya satu setengah jam perjalanan dari tempat tinggal sementara kita. Kita bukan lagi anak kos yang bermimpi membuat terowongan dari tempat kosku ke tempat kosmu karena seringnya kita bersama-sama. Dari jejaring sosial, aku tahu kegiatanmu banyak saat ini. Aku terkesan dengan itu. Kamu benar-benar mengaktualisasikan dirimu. Mengajar, memberikan pelayanan, melakukan kegiatan sosial yang kamu lakukan semakin menunjukkan jiwa sosialmu. Itu adalah kamu yang sebenarnya. Aku sendiri tidak menyangka bahwa kamu akan sibuk sekali. Tapi, itulah kamu. Temanku yang baik hati.

Kei, semoga kamu selalu diberikan kesehatan supaya kamu tetap dapat berbagi dengan siapa saja. Semoga, kamu bisa datang ke Jakarta atau Bandung supaya kita dapat bersua lebih lama. Tidak hanya sekedar pertemuan singkat di bandara, atau makan mi dan es alpukat di Linggarjati. Aku tidak berharap bertemu denganmu karena kamu harus berobat di Jakarta seperti beberapa waktu lalu. Aku berharap saat kita bertemu, kamu benar-benar dalam keadaan sehat. Orang-orang yang kamu tolong pasti mendoakan kesehatanmu karena kamu benar-benar baik.

Sampai bertemu kembali, Kei
 Iin

#14DaysofInspiration
Untuk 'Kei' nun jauh di sana. Tidak sabar menunggu kabar kedatanganmu, Kei.

2 comments:

  1. Huaaaaaaaa menangis membacanya in, terima kasih sdh membuka mataku melihat diriku sendiri, smg apa yg ku lakukan saat ini bisa jadi berkat bg banyak org, saya pun berharap bisa lbh baik, bisa melakukan yg baik spt sy melakukan uk TYME. Kita doakan bersama bisa sehat dan bertemu lg, makasih iin, terima kasih sudah bisa menjadi teman, sahabat sekaligus keluargaku di tanah rantau dan sampai saat ini, love u pulll peluk dan cium uk iin dr Merauke-Papua.

    ReplyDelete
  2. Makasih, Gien. Kedatanganmu selalu ditunggu Linggarjati. Love you too. Siapa tau aku bisa jalan-jalan ke Merauke.

    ReplyDelete