13.10.13

Komunikasi (Tidak) Efektif

Suatu pagi, saya mendapat telepon dari sahabat saya. Ia mengatakan kalau dirinya ada pelatihan di Bandung. Sekarang ia sudah berada di jalan tol. Mau ada pelatihan tentang alat-alat laboratorium di Jalan Pudak, katanya. Kami berbicara sebentar. Setelah ia menutup telepon, saya mengirimkan pesan singkat dengan maksud memberikan arahan menuju ke lokasi pelatihan. Message delivered. Sudah beres, pikir saya. Saya pun bersiap-siap untuk pergi pelatihan di sekolah. 


Saat saya sedang bersiap-siap, sahabat saya menelepon lagi.

     "Nok, saya di tol Pasteur. Terus ke mana?"

Ha? Tol Pasteur? Saya kaget.

     "Lho..tadi aku kan udah bilang keluar dari tol Buah Batu," kata saya.
     "Enggak, kamu nggak bilang tol Buah Batu," kata teman saya.
     "Bilang."
     "Enggak."

Setelah sebentar berbantah-bantahan, teman saya bertanya, 

    "Jadi saya mesti putar balik, tah?" 
    "Enggak usah." Saya memberikan arahan lagi namun tidak begitu lengkap karena saya pun tidak begitu hapal dengan daerah tersebut.

Saya penasaran dengan kejadian ini. Saya merasa yakin saya sudah memberitahu sahabat saya dengan petunjuk yang jelas sementara ia bersikukuh bahwa saya tidak memberitahunya. Saya buka lagi pesan singkat di telepon genggam saya. Oh my God! Saya menepuk dahi. Pantas! Saya baca lagi pesan saya untuk sahabat saya tentang petunjuk menuju lokasi pelatihan. Saya menulis:

"Kl dari tol bubat, ke pelajar pejuang, terus ke laswi, sampai perempatan riau sebelah kiri ada pom bensin. Setelah pom bensin ada jalan soka. Masuk lewat jalan soka."

Tahukah kamu, di manakah letak miskomunikasi ini? Saya dengan percaya diri mengatakan 'sudah memberitahu dengan benar' ketika menuliskan kata 'bubat'. Bagi orang yang tinggal di Bandung, mereka akan mengerti ketika ada yang mengatakan 'bubat'. 'Bubat berarti 'Buah Batu'. Saya lupa bahwa sahabat saya bukanlah warga Bandung atau orang yang familiar dengan Bandung. Saya pikir dengan menuliskan 'bubat', ia otomatis mengerti, padahal tidak. Pantas saja sahabat saya itu tidak mengerti. Saya tidak menuliskan dengan jelas 'tol Buah Batu'.

Sore hari di ruang pelatihan, sahabat saya menelepon lagi. Ia pamit mau pulang ke Cirebon. Kami masih membahas tentang pesan singkat saya. Saya menjelaskan tentang miskomunikasi yang terjadi. Ia lalu bertanya, "Jadi salah siapa?" Saya lalu menjawab:

     "Salah dua-duanya. Saya tidak menuliskan dengan jelas dan kamu tidak bertanya ketika kamu tidak mengerti isi pesan itu."

Jadi, jangan pernah beranggapan orang akan mengerti begitu saja setiap ucapan yang terdengar 'familiar' di telinga kita. Dan, jangan lupa untuk bertanya jika tidak mengerti perkataan atau pesan orang lain. Have a nice weekend!    

                                                          ***

Minggu sore menjelang Maghrib saat hujan rintik-rintik.