Sambungan dari Petualangan ke Negeri Kuayan Part.1
Esoknya, saya dan teman saya melanjutkan perjalanan ke
Kuayan, tempat praktik teman saya yang sedang PTT (Pegawai Tidak Tetap) sebagai dokter gigi. Biasanya, jarak temput
Sampit-Kuayan hanya 3 jam jika melalui Jembatan Bajarum. Sayangnya, Jumat malam
(20 Desember 2013), jembatan itu runtuh. Sebuah kapal tongkang menabraknya.
Sontak jalur transportasi yang melewati Jembatan Bajarum terputus. Jalur
transportasi pun memutar melewati jalan lain. Alhasil, waktu tempuh yang
biasanya hanya 3 jam, kini ditempuh dalam waktu kurang lebih 5 jam. Dua jam
kami melewati jalanan beraspal tanpa kemacetan. Setelah istirahat makan siang,
kami melanjutkan perjalanan. Mulailah kami memasuki jalanan tak beraspal di
dalam perkebunan sawit. Debu tanah merah menyerbu setiap kali ada kendaraan
yang berpapasan. Sepanjang perjalanan, jarang sekali kami menemukan perumahan
penduduk. Sempat terpikir bagaimana kalau mobilnya mogok atau mengalami
kerusakan di tengah-tengah perkebunan sawit ini?
Jalanan berdebu di dalam perkebunan sawit |
Jalan menuju perkampungan penduduk |
Pos penjaga perkebunan |
Kami juga menemui penambangan emas ilegal. Di sekitarnya terdapat pasir putih. Selain itu, kami melewati suatu daerah dengan lubang besar di tengah-tengah jalan. Konon, lubang ini tidak pernah dapat ditutup meskipun sudah pernah ditimbun dengan tanah. Tanah yang ditimbun kemudian lenyap. Sekeliling lubang ditutupi dengan kain dan papan peringatan untuk untuk tidak ‘mengganggu’ area tersebut.
Sekitar penambangan |
Pasir putih di sekitar penambangan ilegal |
Hujan membuat jalanan berlumpur |
Tiga jam sejak kami memasuki perkebunan sawit, turun naik
bukit, melewati jalan berlumpur, rumah-rumah penduduk akhirnya terlihat. “Sudah
sampai kuayan,” kata salah seorang penumpang. Lega! Akhirnya sampai juga. Alhamdulillah,
selamat sampai rumah dinas teman saya.
Baru beberapa menit di Kuayan, aku disambut mati lampu. Hal
yang sangat biasa di Kuayan salah satunya adalah: mati lampu!
Bersambung ke Part.3
***
Iin
Kuayan, malam hari.
NB: Meli, thanks untuk sumbangan foto-fotonya.
Perumahan perkebunan sawit |
Bersambung ke Part.3
***
Iin
Kuayan, malam hari.
NB: Meli, thanks untuk sumbangan foto-fotonya.