1.2.13

Aku Tak Bisa Membalik Waktu

Bandung, 1 Februari 2013, di malam hari.

Hai kawan-kawan eks Ciheulang 15c (dan yang masih setia tinggal di sana). Sedang apa kalian? Kadang-kadang aku berandai-andai. Seandainya ada mesin waktu atau doraemon, sesekali aku ingin kembali ke saat-saat itu. Hanya untuk melihat kembali. Berbagai kenangan baik suka maupun duka kita lalui bersama. Dulu, setiap malam minggu Dago selalu ramai. Banyak yang ngamen, menjual mawar, live music, penjual makanan, kafe-kafe dadakan maupun yang sudah tetap, dan keramaian orang. Pada saat-saat tertentu, kita menjadi bagian dari keramaian itu. Jalan-jalan menikmati ramainya Dago atau main bowling di suatu tempat di ujung Dago. Pulang jalan kaki karena sudah tidak ada angkot. Tapi kita tetap merasa fun. 

Kita pernah jalan-jalan ke Tangkuban Perahu. Naik angkot dari Lembang ke Tangkuban Perahu. Ingat? Waktu itu, angkot kita masuk ke daerah yang banyak pohon-pohon dan kita ketakutan. Takut diculik. Hahaha.. Jadi kita mendadak minta turun sampai sopir angkotnya bingung. Tapi kita keukeuh minta turun. Lalu, kita nebeng mobil bak terbuka. Kita naik di belakang. Banyak yang orang melihat kita di sepanjang jalan. Mungkin mereka heran. Mengapa cewek-cewek cantik ini naik mobil bak terbuka. Tapi kita cuek dan alhasil kita sampailah di tempat tujuan.

Sahabat-sahabatku yang sekarang bertebaran di mana-mana. Dulu kita pernah nonton konser musik. Meskipun mendung dan akhirnya hujan, kita tetap pergi. Waktu itu, banyak band-band yang manggung di pertunjukan tersebut. Ada Peterpan yang saat itu masih belum terlalu ngetop, Jikustik yang sudah ngetop, dan yang lain-lainnya aku lupa. Aku ingat waktu Jikustik manggung, Pongki sang vokalis jatuh terpeleset karena lantai panggung basah sisa hujan. Aku masih ingat ia bilang begini, "Sumpah gua malu." Hehehe.. Masih pada ingat nggak, sih?

Satu lagi yang sering kita lakukan. Dulu, kita punya koki handal. Sering kita masak-masak dan kemudian kita makan bersama-sama. Makan-makan di rooftop yang sehari-hari digunakan untuk tempat jemuran. Apalagi ya...? Oh ya, aku ingat. Pagi-pagi ada yang masuk kamarku dan menyanyikan lagu 'Selamat Ulang Tahun'. Padahal aku ulang tahun besoknya. Dia yang suka menyanyi dengan suara fals dan nada yang tidak jelas. Pernah juga ada yang datang dari jalan-jalan (dengan teman-temannya) dan berkata, "Mbak, aku malu banget. Aku bilang dengan suara keras: Ngapain jauh-jauh kalau cuma ke Wilujeng Sumping. Di Bandung juga ada." Ya jelas ada di mana-mana si wilujeng sumping ini. Keset pun tulisannya wilujeng sumping yang artinya selamat datang, bukan nama restoran.

Sayangnya, aku tidak bisa membalik waktu. Aku tidak bisa menemukan mesin waktu atau doraemon yang membawa kita kembali ke sana meski hanya sekedar napak tilas. Ya, waktu terus berjalan. Aku hanya bisa mengenang. Suka dan duka. Kalau diingat-ingat lucu, ya. Banyak yang bisa dikenang. Jalan bareng, makan bareng, nonton bareng, tertawa-tawa. Bahkan pertengkaran juga pernah kita alami. Namanya hidup pasti tidak pernah datar. Live is never flat. 

Friends, kalau kita kenang, mungkin tidak akan selesai dalam satu malam. Kita sekarang menjalani hidup masing-masing. Tersebar di mana-mana. Hari sudah semakin malam. Aku ngantuk. Semoga kalian bahagia dan kapan-kapan kita ketemuan, ya. 


Aku yang sudah jauh berbeda dibandingkan dulu. 


No comments:

Post a Comment