3.2.13

Spontaneous Memory

Bandung, 3.2.2013 
Saat Bandung diguyur hujan di malam hari, tiba-tiba aku teringat kamu. Ucapanmu dulu membuat aku sebal. Mungkin kamu tidak ingat. Kejadiannya sudah lama sekali. Waktu itu kita bertemu di pinggir jalan. Lalu kamu bertanya aku kerja di mana. Aku jawab kalau aku guru TK. Reaksimu? Berkata seperti ini, "Buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau cuma jadi guru TK." Heiii!!! Wake up, girl. Justru guru anak usia dini itu harus berpendidikan tinggi. Kalau tidak, apa jadinya generasi muda kita. Salah menanam, menghasilkan panen yang gagal. Perilaku seseorang itu 'terbentuk' sejak dia kecil. Mungkin kamu belum tahu karena kamu tidak belajar tentang perkembangan anak seperti aku. Toh sekarang kamu tetap bertanya kepadaku tentang perkembangan anakmu. Mungkin banyak orang yang pendapatnya sama dengan kamu. Hallooo!! Kalau pemikiran itu diteruskan, kalian ketinggalan jaman, deh.. Yang jelas, meskipun banyak orang yang berpendapat begitu, tapi aku tetap menjalaninya sampai sekarang. Karena aku punya keyakinan. Aku bahagia kalau muridku jadi 'bisa' dari 'tidak bisa'. Aku bahagia ketika muridku jadi 'tahu' dari 'tidak tahu'. Aku senang melihat muridku melakukan sesuatu untuk mencari tahu. Aku senang muridku bisa menggambar sendiri tanpa meniru gambar orang dewasa. Aku bangga muridku bisa mewarnai sesuai warna pilihannya sendiri tanpa harus memberikan gradasi pada gambarnya. Aku senang muridku bisa bercerita dengan spontan tentang dirinya, karyanya, teman-temannya, gurunya, kegiatannya, keluarganya, dan tentang apapun. Aku senang ketika muridku tumbuh menjadi manusia unik, yang bisa menghargai orang lain, membantu sesama, hormat pada orangtua, dan takut pada tuhannya. Aku bangga jadi gurunya. Semoga kamu sekarang sudah lebih 'terbuka' pemikirannya.

^Aku yang bangga jadi guru^


No comments:

Post a Comment