8.2.13

Catur dan Ayam

Hai, ponakan!
Kamu lagi apa? Ah pasti kamu sudah tidur. Kamu kan tidak bisa tidur malam. Lagi pula besok sekolah. Maaf, ya. Aku belum bisa pulang. Aku malas pulang sejak waktu perjalanan menuju ke sana semakin lama. Padahal, aku sangat ingin bermain catur denganmu. Terakhir kali aku bermain catur, kau sudah susah dikalahkan. Aku ingat ibumu pernah bilang begini padaku, "Kalau sama kamu aja ketawa-ketawa, kalau sama yang lain cemberut." Hmm... aku menangkap adanya nada cemburu. Waktu itu kamu lagi ngambek tapi begitu kita main catur, kamu ketawa-ketawa. Kemudian, kembali ngambek. Haha..

Kamu masih sayang dengan ayam-ayammu? Aku ingat, pagi-pagi bangun tidur bukannya ke kamar mandi, tapi kamu langsung lari ke kandang ayam. Memberi makan ayam dan bermain ayam. Pernah juga kamu mendatangi ibumu sambil menangis karena ayam-ayammu bertarung dan ada yang luka. Kamu minta ibumu mengobati ayammu yang luka. Kamu juga menamai semua ayam-ayammu dan hebatnya ingat semua nama-nama itu. Aku jadi ingat ayamku yang dulu aku pelihara waktu aku SD. Semoga kamu masih tetap sayang binatang, ya, Nov. Kamu juga pecinta kucing juga. Kucing tetangga. 

Semoga kamu masih tetap PD. Se-PD waktu kamu ikut lomba hafalan surat pendek dan bilang ke ibumu, "Bu, kayaknya Novan menang, deh." Ternyata kamu memang menang. Tetaplah konsisten dengan aturan. Seperti sehari-hari kamu selalu mematikan TV kalau adzan maghrib terdengar. Tetaplah suka dengan mobil. Siapa tahu jika kamu besar nanti kamu jadi pencipta mobil (amin). Kalau mau bermain layang-layang, tunggu sampai ngajinya beres. Jangan minta duluan baca terus pulang untuk bermain layang-layang. Kalau ada layangan yang nyangkut di pohon, tidak perlu kau tunggu sampai layangannya jatuh ke tanah. Lebih baik kamu beri makan lele di kolam atau ayam-ayammu.

Sampai ketemu lagi. Mungkin bulan depan aku pulang. 
Love you.

No comments:

Post a Comment