8.2.13

Re: Hadiah Untuk Dikenang

Bandung, 8 Februari 2013 jam 7.50 PM. 

Pagi hari setelah semalam mengirimkan surat sebagai 'hadiah untuk dikenang' datanglah sebuah balasan dari pemeran utama. Perlu diluruskan, si pemberi hadiah bukan psikolog. Cita-citanya aja jadi psikolog, hehehe...

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lampu kamar aku nyalakan kembali karena sebuah surat meluluhkan hatiku, jadi ingin menulis juga. Andai orang itu seorang namja (laki-laki) aku pasti sudah jatuh hati padanya, entah kenapa suratnya begitu menyentuh.

Awalnya aq tidak berniat untuk memberitahu siapapun akan kepulanganku. aku benci sekali perpisahan. benci sekali. Awalnya, teh devi (salah seorang kakak kos) menanyakan lemari, aku berfikir ia tidak puas dengan lemari kamarnya jadi aku menawarkan lemari kecilku dan aku bilang aku akan pulang. Aku mengatakannya juga. Ia pun mengatakan hal itu ke kakak psikolog (begitu aku memanggilnya) bahwa aku memutuskan pulang. dan hasilnya aku menerima sebuah surat dalam blognya, entah suratnya yang terlalu menyentuh ataukah aku terharu ada seseorang yang sengaja menulis surat untuk anak yang tak tahu arah ini.

Dalam suratnya, ia bilang dia akan kehilangan partner berbincang soal drama korea. iya, kami sama2 penggemar korea, itu mungkin salah satu alasan kami cepat berbaur, kami selalu berbagi harta (drama korea). Dalam suratnya juga ia meminta maaf atas kuisioner yag belum ia selesaikan, ia bilang akan berusaha menyelesaikan sebelum aku pulang. "Kak, nanti saja ceritakan tentang diriku saat aku sudah tak di sini." Aku ingin mengatakan ini padanya.

Ia mengungkit bagaimana dia akan kehilangan teriakan sebalku kalau aku tidak puas dengan drama yang aku tonton begitu juga saat aku tidak puas dengan pemainnya. Aku ingat saat pertama kak psikolog masuk kamarku (ia orang pertama yang masuk kamarku walaupun aku berusaha menutup rapat pintu berharap tidak ada yang mengenalku), saat itu kami sedang mengikuti drama "I MISS YOU" yang pemeran lelakinya adalah Yoochun, aktor favoritku, dan celakanya pemeran wanitanya adalah aktris yang sangat tidak aku suka, Eun Hye. Saat itu aku mengomel habis-habisan, "Kenapa sih aktrisnya harus Eun Hye? emang aktris yang lain pada sibuk apah?" dan kak psikolog pun tertawa terbahak-bahak. Menyebutkan hal itu dalam suratnya, aku terharu. kenapa? karena ia masih mengingatnya, mengingatku.

Dan, kata-kata terakhirnya yang membuat airmataku semakin deras (lebay, gak sederas hujan hari ini) saat ia menulis bahwa Allah memiliki rencana yang lebih baik dari apa yang kita fikirkan. Aku seperti memliki harapan walau sedikit bahwa apa yang aku alami di sini adalah yang terbaik buatku, mulai dari insiden gagalnya aku masuk infomedia, sampai aku kehilangan blackberry yang aku tabung dari hasil usahaku, dan trauma yang aku alami karena laki-laki jahanam dengan tatoonya itu hampir menusuk pinggangku dengan pisau. Aku yakin semua itu yang terbaik dari Allah, yang perlu aku lakukan adalah berusaha dan berdoa.
Terima kasih untuk kak psikolog, walaupun hanya satu surat tapi bisa memberikan aku semangat besar. Aku juga akan kehilangan kak psikolog, karena aku tidak bisa meminjam buku-buku korea lagi, oya hal terbaik aku stay di sini adalah aku bisa menguasai bahasa korea lebih baik dari sebelumnya karena buku yang kak psikolog pinjamkan sangat bagus. :)

Aku, tidak pandai menulis, tapi ini adalah kutulusanku, terimakasih kak untuk suratnya, untuk dramanya, dan untuk buku koreanya. oya kak, 1 lagi, tolong titip Teh Elis, ia orang pertama yang membawaku ke Braga dan mentraktirku mi ramen, waktu itu ia seperti seorang hero bagiku, sangat keren.

Kamar ini, aku akan merindukannya.

12.00 AM, Bandung.
 — with Iin Indriyati.

No comments:

Post a Comment