8.3.13

Kangen

Aku menengok ke kiri dan ke kanan sebelum menyeberang jalan. Aku melewati tukang kupat tahu. Ia masih setia di depan gedung itu. Di sebelahnya, masih ada gerobak penjual minuman pak tua. Semua masih tetap di posisi seperti dulu. Pohon mangga yang rimbun masih berdiri tegak di halaman depan. Yang jelas berbeda adalah gambar kolase di dinding depan. Dulu kolasenya adalah kastil. Dulu, sebelum aku meninggalkan gedung ini. Aku berjalan melewati meja front office. Penghuni ruangan ini benar-benar mahluk setia. Sejak pertama kali ia kerja di sini sampai sekarang masih bertahan. Aku tersenyum padanya. Mahluk ayu berambut panjang yang selalu tenang. Nyaris tidak pernah terlihat marah bagaimanapun kesalnya dia. Sampai aku dan teman-temanku berencana membuatnya marah. Hanya untuk melihat dia mengembangkan emosi dan ekspresi agar tidak terpendam.

Aku melangkah ke ruangan berikutnya. Aku tertegun di ruangan itu. Sekarang ruangan ini sudah berubah. Meja-meja dan kursi-kursi ukuran kecil tersusun di ruangan ini. Aku merindukan blocks yang dulu tersusun rapi di sini. Tidak, bukan blocks-nya yang aku rindukan. Aku merindukan semua orang-orang yang sering menghuni ruangan ini. Dulu, beberapa tahun lalu. 

Aku termenung mengingat kenangan itu. Aku merindukan teman-temanku. Sahabat-sahabatku. Timku yang solid. Kala itu, kami benar-benar seperti keluarga. Saling membantu tanpa memikirkan 'ini bukan tugasku'. Yang kami pikirkan saat itu adalah 'apa yang bisa kubantu'. Sungguh! Sampai saat ini, aku belum menemukan lagi tim seperti teman-temanku dahulu. Semilir angin dari pintu samping yang terbuka menyadarkanku dari ketermenunganku. Aku memasuki ruangan itu dan duduk di salah satu kursi. Aku menghadap tembok di depanku. Aku tidak begitu ingat kolase apa yang dulu tertempel di sana. Yang aku ingat adalah dulu ada gambar perahu tertempel. 

Kenangan itu muncul tanpa diminta. Ruangan yang aku duduki sekarang, dulu adalah ruangan berkarpet dengan blocks tertata di sekeliling ruangan. Kecuali bagian pintu tentu saja. Aku dan teman-temanku sering berkumpul di sini. Mengerjakan tugas-tugas kami. Mengisi buku hijau, membuat laporan, memeriksa karya, lembar kerja, mencari sumber belajar, dan lain sebagainya. Entahlah, rasanya kami melakukan segala hal di ruangan ini. Paling sering kami menghadapi laptop-laptop kami. Termasuk memutar music video Super Junior kalau kami merasa suntuk. Akhirnya, kami akan tertawa-tawa bersama. Cukup menghilangkan kesuntukan kami. Ah.. aku kangen kalian semua. Aku meraba sudut mataku. Apa ini? Air? Oh..mungkin karena debu yang terbawa angin tadi. Aku menghapus sudut mataku. Aku berdiri mendekati dinding yang dulu tertempel perahu, meraba pinggiran dindingnya. Meresapi kenangan yang berdatangan. Banyak kenangan di ruangan ini. Senang, sedih, suka, duka, semua terjadi di ruangan ini. Aku pernah tertidur saat rapat, diskusi sampai malam, curhat, dan lain sebagainya. 

Cukup sudah aku berdiam diri di sini. Waktu terus berjalan. Aku melihat jam tangan yang melingkar di tangan kiriku. Aku masih ada janji. Aku datang ke sini hanya untuk mengenang. Tidak untuk kembali. Aku berjalan meninggalkan ruangan terbuka yang hanya dibatasi tripleks setinggi satu meter. Aku berjumpa teman lamaku. Ia bertanya, "Pengen balik ke sini, ya?" Aku tersenyum tanpa berkata sepatah kata pun. Tidak! Aku tidak akan kembali ke sini. "Aku hanya merindukan kalian, " kata hatiku. Aku hanya ingin di sini ketika kalian juga ada di sini. Tapi itu tidak mungkin. 

Aku kembali ke front office dan bercengkerama sejenak dengan sang gadis Jawa lemah lembut itu. Angin kembali menyapaku seakan-akan membisikkan kata bahwa aku harus segera pergi. Baiklah, aku pergi. Aku berdiri dan pamit padanya. Kupandangi sekeliling ruangan ini. Ruangan yang dulu sangat akrab denganku. Sungguh, aku tidak ingin kembali ke sini. Ada satu hal yang membuat aku tidak ingin kembali. Aku kemari karena aku rindu kenangan bersama teman-temanku. Aku turuti perkataan angin. Aku keluar, meninggalkan segala kenangan buruk, dan membawa serta kenangan manis. ***

Sejuta rindu untuk sahabat-sahabatku. The best team I ever had
Zia, Umi, Eri, Risna, Dian, Endang, Tati, dan Septi (sebagai peserta luar biasa). 
너들 행복 하길 바래. Wish you all the best, friends.

No comments:

Post a Comment