24.1.13

Peri Gigi Temanku

Hai, Peri Gigi! 

Apa kabar? 
Masih sibuk dengan tikus-tikus di rumah dinas? Atau masih mencari-cari kaset selain Rhoma Irama dan artis dangdut lainnya? Suara dangdutan masih terdengar di sana? Nikmati sajalah, Teman, selama tidak merugikan dirimu, hehehe....

Temanku, 
Kalau diingat-ingat, aku tidak tahu kapan persisnya pertama kali kita kenalan. Sepertinya aku ada masalah dengan ingatan. Sampai-sampai gara-gara ingatan ini, aku pernah bersikukuh pada psikolog bahwa aku disleksia. Sekian kali aku mengatakan itu, sekian kali pula aku ditolak. Ditolak bahwa aku dyslexic. Ya sudahlah. Kembali ke masalah ingatan. Oh ya, aku ingat. Pertama kali, kita bertemu di gang yang cukup terkenal di Jatinangor. Ciseke. Waktu itu kamu mau nonton bola. Cuma aku tidak ingat hari, tanggal, bulan, dan tahunnya. Kamu adalah teman kos dan teman kuliah temanku. Hehe.. Tidak bisa dijawab hanya dengan dua kata seperti: "Temen kuliah" atau "temen TK/SD/SMP/SMA" atau "temen kos" atau "temen les". 

Peri Gigi, 
Di mataku, kamu adalah dokter yang penuh dedikasi. Memutuskan diri untuk mengabdi pada negara ke pelosok Kalimantan. Bahkan, ke daerah yang orang lain tidak pernah tahu. Termasuk aku. Kamu rela harus naik perahu supaya bisa sampai ke tempat praktik. Tapi... Ketika aku mengungkapkan keinginan yang sama, ketika aku ingin ke Indonesia timur untuk mengajar, kau melarangku. Kamu lebih memilih kamu yang merasakan kesulitan di sana daripada nanti aku yang merasakan kesulitan di tempat yang sama terpencilnya. Kamu menyembunyikan kesulitan-kesulitanmu dari orang-orang terdekatmu. Hanya karena kamu tidak ingin mereka khawatir denganmu.

Peri sahabatku, 
Kau sungguh baik hati. Rela berkorban demi orang lain. Sampai suatu ketika kau terluka begitu dalam. Jangan menyesal pernah berbuat baik, Temanku. Berdoalah agar Tuhan memberimu ganti yang lebih baik. Ingatlah. Saat kau 'jatuh', saat kau sedih, saat kau terluka, kau masih punya sahabat-sahabat lain yang menyayangimu. Teman-teman yang menerimamu apa adanya. Teman-teman yang membuka tangannya untukmu. Jangan biarkan orang lain meluluhlantakkan hidupmu. 

Temanku, 
Aku merindukan saat-saat kita jalan bersama. Menelusuri rute wajib yang harus dilalui: Gramedia Merdeka, Ciwalk dengan Elizabeth dan Sasukanya, dan tentu saja makan ramen kesukaanmu di sana. Kalau kamu pulang ke Bandung, aku ajak makan di tempat yang lain. Tomyam, hehehe... Masih di Ciwalk juga. Mall favorit aku. Aku kangen nonton bersama, cerita-cerita, dan tertawa-tawa denganmu. 

Peri Gigi temanku, 
Raih cita-citamu. Aku ada jika kau perlu aku. Aku tunggu kabar gembiramu. Selamat berjuang. 


Temanmu.
Iin

7 comments:

  1. disleksia? ga mgkn tth secerdas ni mnuliss tulisan ini. aq juga menolak :)
    dokter giginya cow apa cew nih? hihi piss kaburrrrrrr

    ReplyDelete
  2. Cewek, hehehe.. Eh disleksia itu terjadi pada orang-orang dengan kecerdasan normal ke atas, lho.. Jadi, orang cerdas pun bisa disleksia. Btw, emang aku cerdas? #mikir.. :-D

    ReplyDelete
  3. jenius :) tp jgn minta divonis disleksia yaaaa :)

    ReplyDelete
  4. Enggak, sekarang udah nyerah, qiqiqiq

    ReplyDelete
  5. hmmm...ngga sadar mataku basah baca tulisan ini,bukan karena sedih...tapi terharu...menyadari bahwa banyak sahabat yang sangat mengerti gimana aku dan perasaanku, meskipun ketika ditanya 'ada apa?'.. sering kali aku hanya diam, atau menjawab 'ngga ada apa2'..tapi mereka tau, bahwa ada 'sesuatu'yang ngga beres..sesuatu yang sangat mengganggu...ku simpan...ku pendam...dan merubahku menjadi orang 'tanpa rasa'..menjadi aku yang bukan dulu lagi.

    Iin salah satunya, Teman baikku...sangat peduli dan mengerti
    aku...Terima kasih ya, In..selama ini udah mau menyediakan waktunya dengan ikhlas, memastikan bahwa dirimu ada kapanpun aku butuh seseorang untuk bicara, menemaniku bercerita tentang banyak hal..apapun itu..mendengarkan dengan sabar. Dan memang terkadang, aku hanya ingin didengarkan..itu saja, rasanya sudah senang.

    Sahabatku ini, bila memintaku untuk bercerita, itu bukan karena dia 'ingin tau', tapi dia benar2 ingin membantu....karena dia ingin aku 'sembuh' dari 'sakit', dia ingin melihatku ceria seperti dulu..Istimewanya lagi, dia ngga pernah memaksaku untuk bercerita, kalau aku belum siap untuk itu....dia akan menunggu.

    Ngobrol dengannya, membuatku bisa melihat dan menilai diriku sendiri bahwa aku memiliki arti...

    Terimakasih, Teman...terimakasih, terimakasih, terimakasih...

    Kalau aku pulang nanti, bawa aku jalan2 lagi ya..kan yang tau jalan dan tau tempat ini itu mah iin..heheheee...makan enak pokoknya, aku traktirrr!!! i promise u ! :-))))))


    *perigigi* :-)



    ReplyDelete
  6. Ini mah judulnya membalas surat, hehehe... See soon, my friend.

    ReplyDelete
  7. hihiii...biarin ahh panjang panjang :-D

    ReplyDelete