20.1.13

Kepada Bintang

Bintang, 
Aku jatuh cinta pada bintang. Berkilauan. Bersinar. Tidak bergantung pada apapun. Kecuali penciptanya tentunya. Sampai-sampai pada suatu ketika, aku ingin kuliah di astronomi. Demi bintang. Ingin lebih dekat. Sayangnya, aku kalah dengan kimia dan fisika. Belajar astronomi berarti aku harus bertempur dengan 'sesuatu' bernama: kimia dan fisika. Aku menyerah. Jadi aku mundur teratur. 

Bintang, 
Meskipun begitu, tak lantas kau hilang dari benakku, dari hatiku, dari ingatanku. Kau tetap bersinar. Penuh misteri. Satu yang paling kusuka: ketika langit malam bertabur bintang, pesawat bergerak di antara taburan bintang. Kamu tahu mengapa? Kelap-kelip lampu pesawat! Kelap-kelip lampu pesawat laksana UFO yang datang ke bumi. Membawa pesan dari jagat raya. Membawa kabar tentang bintang, planet, tata surya, dan bulan. Membisikkan persahabatan dan perdamaian alam semesta. 

Bintang, tetaplah bersinar. Sampaikan salamku pada jagat raya.


Sampai jumpa lagi. 
Iin, pengagummu.


science.nationalgeographic.com

2 comments:

  1. Bintang itu magis. Ia jauh, tetapi terasa dekat. Ia menyejukkan, padahal sesungguhnya ia panas. Ia seperti menghilang, padahal ia menunggu malam datang.
    Ish, aku jadi melantur.
    Selamat menulis karya-karya lain, Iin.

    ReplyDelete
  2. Bintang memang suka bikin kita jadi ngelantur, Bet.
    Thanks buat supportnya.

    ReplyDelete