8.2.15

Keluarga -i-

Hai, Gerimis!
Akhir-akhir ini kau datang setiap hari. Tak apa-apalah, asalkan gerimismu tak menjadi banjir.

Gerimis, aku mau cerita tentang sebuah keluarga. Aku menyebutnya keluarga –i-. Sebuah keluarga yang terbentuk bukan karena pertalian darah. Tapi, hubungan kami bisa jadi seerat hubungan darah. Tawa, tangis, suka, duka, kami alami bersama. Saling dukung, saling canda, saling cerita. Hanya pada keluarga itulah aku bisa terbuka. Aku bisa menahan air mata, tapi tidak di depan keluarga itu. Hanya dengan membaca pesan dari keluarga –i-, pertahananku bisa runtuh.

“Jangan nangis sendirian!” Biasa aku dengar dari mereka.
 Move on!” teriakan yang jadi trending topic di antara kami. Sesudahnya, kami akan tertawa bersama. Mengutak-atik foto kemudian menyebarkannya di antara kami menjadi salah satu hiburan bagi kami. Jalan-jalan, makan, mengobrol, sudah menjadi kebiasaan.

Apakah kami tidak pernah konflik? Tentu saja pernah. Aku pernah kena marah. Didiamkan begitu saja oleh mereka. Kadang tanpa tahu apa yang salah. Tapi kami bisa rukun kembali.

Aku suka. Setiap hari selalu ada cerita. Apapun topiknya. Lelaki masa lalu, lelaki sekarang, liburan, kekesalan, kenangan, semuanya. Hidupku jadi semakin berwarna.

Gerimis, katanya, saat hujan adalah waktu di mana doa kita akan dikabulkan. Jadi, aku mau berdoa.

" Ya Tuhan, semoga selamanya kami selalu jadi keluarga. Semoga kami bisa tetap saling dukung, saling canda, saling cerita."

Gerimis, tolong sampaikan salamku pada mereka.
Selamat berakhir pekan. 

Dari aku yang mereka panggil 'Lin'.

2 comments: