4.1.14

Petualangan ke Negeri Kuayan Part.3

Sambungan dari Part.2.

Ketika melihat perkampungan setelah dua jam melewati jalan beraspal dan tiga jam berkelana di dalam perkebunan kelapa sawit, muncul rasa lega. Penumpang pertama turun dari travel yang mereka -penduduk setempat- katakan sebagai 'taksi'. Berarti, kami sudah sampai Kuala Kuayan, kota kecamatan Mentaya Hulu yang jauhnya sekitar 150 km dari Kota Kabupaten. 

Negeri Kuayan. Begitulah Meli, teman yang saya kunjungi menyebutnya. "Memang seperti dalam dongeng, " kata Meli. "Aku sendiri kadang berpikir kenapa aku ada di sini?" lanjutnya. Tidak ada deru kendaraan berlalu lalang dengan ramai. Jalanan tak beraspal senyap. Sesekali terdengar raungan knalpot motor.

Kuayan, siang hari.

Kuayan, menjelang malam

Kuayan, malam hari

Rumah burung walet
Bunyi burung walet terdengar ramai memanggil teman-temannya untuk datang. Kadang, suara-suara burung walet itu tidak asli, tapi berasal dari kaset. Untuk apa? Untuk memancing burung walet agar datang ke sarang walet. Beberapa penduduk membangun gedung untuk burung walet bersarang. 

Di Kuayan, selain bahasa Dayak dan Bajar, bahasa Jawa pun terdengar di mana-mana. Jenis-jenis makanan seperti nasi goreng, ayam goreng, mi goreng, biasa ditemui di Kuayan. Berada di sana, seakan-akan sedang berada di Jawa. Hanya bentuk bangunan, jalan raya tak beraspal, dan situasi sepi yang menyadarkanku bahwa di sini bukan Jawa. Di sini adalah Kalimantan, dengan banyak penduduk berasal dari Jawa.

Jaring pengaman anjing liar
Bangunan khas Kalimantan banyak ditemui di Kuayan. Bangunan berdinding dan berlantai kayu, dengan puncak atap bersilang hampir ada di sepanjang jalan. Beberapa rumah memasang jaring di terasnya. Ternyata jaring ini dipasang supaya anjing liar tidak memasuki teras rumah. Ya, ternyata di Kuayan banyak terdapat anjing liar. Kata Meli, pernah ada lolongan anjing yang terdengar seperti rintihan manusia. Entah berasal dari mana anjing-anjing liar itu. Mungkin dari perkebunan sawit yang ada di sekeliling Kuayan.


Ruko, bangunan khas di Kuayan
Sebagai kota kecamatan, Kuayan dapat dikatakan cukup lengkap dalam penyediaan kebutuhan sehari-hari. Memang tidak selengkap di kota, namun setidaknya, makanan, barang kelontong, pakaian, buah-buahan, dapat diperoleh karena banyaknya ruko berderet di Kuayan. 




Puskesmas tempat bertugas Meli, merupakan salah satu bangunan berdinding dan berlantai bukan kayu. 

Puskesmas Kuala Kuayan
Mati lampu menjadi ciri khas lainnya di Kuayan. Seperti obat antibiotik yang tidak boleh lalai diminum, mati lampu serupa obat antibiotik. 'Harus' mati lampu memang tidak ada aturannya di sana, namun, mati lampu hampir setiap hari terjadi. Bisa pada pagi, siang, atau malam hari. Saking seringnya mati lampu di Kuayan, hampir semua penduduk memiliki generator/genset. Jadi, bunyi dengungan mesin generator/genset di malam hari sudah sangat biasa. Suatu kali, Kuayan kembali mati lampu. Kami (saya dan Meli) bersiap-siap akan menyalakan genset. Bahkan, Meli sudah berniat untuk mengajarkan cara menyalakan genset. Namun, ketika kami akan menyalakan genset, ternyata lampu indikator oli menyala. Olinya habis! Alhasil, malam itu, kami bergelap-gelapan dan hanya mengandalkan lampu darurat yang makin lama semakin meredup. Keadaan menjadi sedikit menyeramkan ketika Meli bercerita tentang bagaimana kerusuhan Sampit terjadi pada tahun 2003. Aku sendiri tidak ingat kenapa kami membicarakan tentang kerusuhan Sampit saat itu. Ada-ada saja! 

Lampu darurat, pertolongan pertama pada mati lampu
ketika genset pun mati.

Genset, sangat diandalkan saat mati lampu

Kalimantan tanpa sungai seperti sayur tanpa garam. Pun di Kuayan. Sungai membentang di belakang bangunan pinggir jalan. Sungai ini pernah meluap dan menimbulkan banjir di Kuayan. Masih ada lho penduduk yang menggunakan sungai ini untuk mencuci baju.

Sungai di Kuayan

Jadi, siapa yang mau bertualang ke Kuayan selain kami?

Bersambung ke Part.4

Iin

NB: 
Terima kasih atas pinjaman kameranya, Meli, hehehe.

5 comments:

  1. rukonya seperti itu ga ada di tempat lain lho....hehehe

    ReplyDelete
  2. Iya. Penduduknya juga ramah-ramah

    ReplyDelete
  3. Tempat yang indah saya sempat berada di kuala kuayan untuk beberapa hari

    ReplyDelete
  4. Tempat yang indah saya sempat berada di kuala kuayan untuk beberapa hari

    ReplyDelete
  5. teman sejawat nusantara, please ada yang tahukan akses masuk ke suangai Kuala Kuayan mungkin ada kapal atau LCT atau Tongkang berapa DWT yang bisa masuk kesana .. ?

    ReplyDelete