Dear ,Uci!
Tiba-tiba aja pengen
nulis khusus untuk Uci.
Sebagai hadiah ulang tahun. Hadiah yang telat.
Terima kasih, Ci, selalu
jadi sahabat sampai detik ini.
Sahabat yang selalu
menerima aku datang kapan pun aku ingin datang. Entah di Jatinegara, atau pun di Cengkareng.
Feel like own home always. Nyaman dan selalu diterima. Canda, tawa, cerita
selalu ada. Jadi basecamp kumpul siapa pun teman atau sahabat yang lagi ada di
Jakarta.
Sahabat yang bisa membuat
‘dinding’ aku runtuh. Masih ingat
percakapan panjang kita? Aku lagi makan di warung soto (yang sekarang warungnya
udah pindah).
Sahabat yang membuat aku
merasa disayang.
Sahabat yang selalu
peduli.
Sahabat yang sudah
seperti keluarga (selalu diajak ke mana-mana).
Terima kasih sudah
membuat sebagian chapter hidupku berwarna.
Terima kasih sudah
membuat aku merasa berharga.
Selamat ulang tahun, Ci. Semoga
Uci dan keluarga selalu diberikan kesehatan.
Bahagia selalu dengan Mas Deni, Shafa, dan Fiori. Ceritakan foto-foto
kita pada Fiori. Ceritakan tentang persahabatan kita. Semoga dia akan punya
cerita seperti cerita kita. Shafa, dia sudah cukup besar untuk menyaksikan sendiri
cerita persahabatan kita tanpa perlu story telling. Jangan pernah lupa. Uci punya aku untuk cerita. This
too, shall pass. Kita pasti bisa melewati cerita hidup kita.
Love you, Ci.
*****
Kalau diingat-ingat, aku
nggak ingat kapan kita mulai dekat. Teman satu kosan waktu kuliah jelas bukan.
Teman main di kampus, bukan juga. Oh... kita pernah satu kelompok praktikum
psikodiagnostik. Kadang-kadang main bareng ke Bandung. Naik angkot
rame-rame. Tapi entah kenapa, sesudah lulus malah jadi sering bareng, ya.:-)
No comments:
Post a Comment